David Bowie: Sosok Eksentrik yang Tak Pernah Biasa

inventyourway.com – Kalau kamu pecinta musik, pasti setidaknya pernah mendengar nama David Bowie. Dia bukan cuma musisi, tapi ikon budaya pop yang terus dibicarakan meski sudah lama berpulang. Gayanya yang nyentrik, lagu-lagunya yang penuh eksperimen, dan kariernya yang selalu berubah bikin banyak orang penasaran dan kagum sekaligus.

Bowie bukan tipe artis yang nyaman berada di satu zona. Dia suka bereksperimen. Hari ini dia jadi alien glam rock, besok dia jadi musisi elektronik, lalu berubah lagi jadi aktor atau pelukis. Dan yang menarik, semua versinya selalu terasa otentik. Nggak heran kalau namanya masuk daftar legendaris sepanjang masa.

Baca Juga: Fakta Aldy Maldini dan Meet & Greet Rp500 Ribu

Awal Perjalanan Seorang David Bowie

David Bowie lahir dengan nama David Robert Jones pada 8 Januari 1947 di Brixton, London. Sejak kecil, dia sudah menunjukkan ketertarikan pada dunia seni. Gak cuma musik, tapi juga teater dan seni rupa. Dia tumbuh besar di tengah perubahan budaya yang besar di Inggris, dan itu sangat memengaruhi warna musiknya.

Saat masih remaja, Bowie sudah mulai bermain saksofon dan tampil di beberapa band lokal. Tapi waktu itu, namanya masih belum terlalu dikenal. Baru setelah mengubah nama jadi David Bowie, kariernya mulai menanjak. Nama “Bowie” diambil dari jenis pisau, karena dia ingin punya identitas yang tajam dan berbeda.

Baca Juga: Erika Carlina: Profil Singkat dan Kisah Cintanya

Ziggy Stardust: Alter Ego Paling Ikonik

Kalau ngomongin David Bowie, pasti gak bisa lepas dari karakter Ziggy Stardust. Ini salah satu alter ego paling terkenal di dunia musik. Ziggy adalah sosok alien biseksual yang turun ke bumi membawa pesan perdamaian, tapi akhirnya hancur karena popularitas.

Karakter ini diperkenalkan lewat album The Rise and Fall of Ziggy Stardust and the Spiders from Mars tahun 1972. Album ini langsung meledak dan bikin Bowie dikenal luas sebagai penyanyi yang nggak cuma jago nyanyi, tapi juga punya konsep yang kuat. Penampilan panggungnya saat jadi Ziggy juga luar biasa. Kostum nyeleneh, riasan mencolok, dan aksi panggung teatrikal bikin penonton selalu terpukau.

David Bowie lewat Ziggy benar-benar mendobrak batasan musik rock. Dia gabungkan unsur teater, fashion, dan narasi fiksi ilmiah ke dalam musiknya. Gak heran kalau banyak musisi setelahnya yang terinspirasi gaya Bowie, dari Lady Gaga sampai The Killers.

Baca Juga: Kerugian Richard Lee Akibat Aldy Maldini Terungkap

Eksperimen Musik yang Gak Pernah Habis

Salah satu hal yang bikin David Bowie bertahan lama di industri adalah keberaniannya untuk berubah. Dia bukan tipe artis yang puas dengan satu gaya. Setiap kali orang mulai nyaman dengan versi Bowie yang satu, dia muncul lagi dengan wajah baru.

Setelah era glam rock, Bowie sempat masuk ke fase soul dan funk lewat album Young Americans. Lagu “Fame” yang dia bawakan bareng John Lennon jadi salah satu bukti bahwa dia bisa masuk ke genre apapun dan tetap terdengar keren.

Lalu ada fase Berlin. Ini masa di mana David Bowie pindah ke Jerman bareng Iggy Pop, dan menghasilkan trilogi album yang lebih eksperimental: Low, Heroes, dan Lodger. Musiknya jauh lebih abstrak, gelap, dan penuh elemen elektronik. Tapi lagi-lagi, dia sukses bikin karya yang berpengaruh besar.

Baca Juga: Lagu Bernadya Mirip Taylor Swift? Ini Faktanya

David Bowie dan Dunia Film

Bowie juga punya sisi lain yang nggak kalah menarik, yaitu dunia akting. Dia bukan sekadar coba-coba, tapi benar-benar total dalam setiap peran yang dia ambil. Salah satu film paling ikonik yang dibintangi David Bowie adalah The Man Who Fell to Earth, di mana dia berperan sebagai alien yang terdampar di bumi.

Selain itu, dia juga muncul di Labyrinth, film fantasi tahun 1986 yang sampai sekarang masih punya banyak penggemar. Di sini, Bowie tampil sebagai Goblin King, karakter unik yang misterius sekaligus memesona. Musik yang dia ciptakan khusus untuk film ini juga jadi daya tarik tersendiri.

Penampilan Bowie di film selalu punya aura kuat. Wajahnya yang unik, sorot matanya yang berbeda warna, dan gaya bicaranya yang tenang bikin dia gampang banget mencuri perhatian. Dia membuktikan bahwa seniman sejati bisa mengekspresikan dirinya lewat banyak medium.

Fashion dan Gaya yang Selalu Diingat

Gak bisa dipungkiri, David Bowie adalah salah satu ikon fashion terbesar sepanjang masa. Gaya berpakaiannya yang eksperimental jadi inspirasi bagi banyak desainer. Mulai dari setelan warna-warni, sepatu platform tinggi, sampai riasan wajah yang mencolok, semuanya jadi ciri khas Bowie.

Setiap alter ego yang dia ciptakan punya gaya sendiri. Ziggy Stardust dengan kostum luar angkasanya. Thin White Duke dengan tampilan elegan dan misterius. Bahkan saat dia tampil santai, pilihan busananya tetap berkarakter.

Bowie bukan cuma mengikuti tren, tapi menciptakan tren. Dia percaya bahwa pakaian adalah bagian dari narasi artistik. Itulah kenapa penampilannya selalu dinanti dan diperbincangkan. Bahkan sampai sekarang, banyak selebriti yang terinspirasi dari gaya David Bowie saat tampil di karpet merah.

Kolaborasi yang Melahirkan Karya Ikonik

Selama kariernya, David Bowie pernah bekerja sama dengan banyak musisi hebat. Salah satu yang paling terkenal adalah kolaborasinya dengan Queen di lagu “Under Pressure”. Lagu ini jadi salah satu duet terbaik sepanjang masa, dengan vokal Bowie dan Freddie Mercury yang sama-sama kuat dan emosional.

Dia juga pernah kerja bareng dengan Nile Rodgers untuk album Let’s Dance, yang memperkenalkan Bowie ke pasar yang lebih luas. Lagu-lagu seperti “Let’s Dance”, “Modern Love”, dan “China Girl” menunjukkan sisi Bowie yang lebih pop tapi tetap berkelas.

Kolaborasi lainnya termasuk nama-nama besar seperti Lou Reed, Mick Jagger, Brian Eno, dan bahkan Trent Reznor dari Nine Inch Nails. Semua kolaborasi ini nunjukin betapa luasnya jangkauan musikal Bowie. Dia bisa masuk ke dunia siapa saja dan tetap jadi dirinya sendiri.

Perjalanan Spiritual dan Sisi Pribadi

Di balik kehidupan glamor dan citra publiknya yang kompleks, David Bowie juga punya sisi pribadi yang dalam. Dia dikenal sebagai sosok yang cerdas, banyak membaca, dan sangat tertarik pada filsafat, seni, dan spiritualitas.

Selama hidupnya, Bowie mengalami banyak fase pencarian jati diri. Dari ketertarikan pada okultisme, eksperimen dengan berbagai pandangan agama, sampai akhirnya dia menemukan kedamaian spiritual di masa tuanya. Ini semua tercermin dalam lirik-lirik lagunya yang sering menyentuh tema eksistensial dan pencarian makna.

Dia juga dikenal sangat menjaga kehidupan pribadinya. Pernikahannya dengan supermodel Iman jadi salah satu kisah cinta yang jarang disorot media tapi sangat solid. Bowie lebih memilih kehidupan yang tenang di luar sorotan saat tidak sedang tampil di panggung.

Album Terakhir: Blackstar yang Penuh Makna

Album terakhir David Bowie, Blackstar, dirilis hanya dua hari sebelum ia meninggal dunia pada 10 Januari 2016. Album ini terasa sangat personal, gelap, dan penuh pesan tersembunyi. Banyak yang bilang, ini semacam surat perpisahan Bowie kepada dunia.

Lewat lagu seperti “Lazarus”, dia seakan memberi isyarat soal kondisi kesehatannya dan refleksi tentang kematian. Musiknya penuh eksperimen jazz dan elemen avant-garde, menandakan bahwa bahkan di detik terakhir hidupnya, David Bowie tetap berani bereksperimen.

Banyak kritikus menyebut Blackstar sebagai salah satu album terbaik sepanjang kariernya. Ini bukti bahwa Bowie meninggalkan dunia dengan cara yang sama seperti ia menjalaninya: penuh gaya, penuh makna, dan tidak pernah biasa-biasa saja.

Warisan dan Pengaruh yang Tak Pernah Pudar

Meskipun David Bowie sudah tiada, pengaruhnya masih sangat terasa. Lagu-lagunya terus diputar, gayanya masih ditiru, dan karya-karyanya terus dibahas. Banyak musisi muda yang mengaku terinspirasi olehnya, baik dari sisi musikalitas maupun keberanian mengekspresikan diri.

Museum-museum seni bahkan pernah menggelar pameran khusus yang menampilkan arsip pribadi Bowie. Kostum-kostumnya, sketsa albumnya, catatan pribadinya, semua jadi bahan studi bagi seniman dan penggemar.

David Bowie bukan cuma penyanyi. Dia adalah seniman sejati. Seorang pencerita yang menggunakan musik, fashion, film, dan teater sebagai medianya. Kehadirannya mungkin sudah tiada, tapi jejaknya akan selalu hidup

Related Posts

Mengenal Sosok Legendaris Frank Sinatra

inventyourway.com – Kalau ngomongin legenda musik Amerika, nama Frank Sinatra pasti langsung muncul di benak banyak orang. Dia bukan cuma penyanyi biasa, tapi ikon yang mengubah wajah musik pop dan…

Miley Cyrus: Dari Bintang Disney Jadi Ikon Pop Dunia

inventyourway.com – Kalau ngomongin soal dunia hiburan, nama Miley Cyrus pasti langsung terlintas. Dia bukan cuma penyanyi, tapi juga aktris dan sosok yang punya banyak warna dalam kariernya. Awal mula…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You Missed

David Bowie: Sosok Eksentrik yang Tak Pernah Biasa

  • By admin
  • Mei 25, 2025
  • 7 views
David Bowie: Sosok Eksentrik yang Tak Pernah Biasa

Mengenal Sosok Legendaris Frank Sinatra

  • By admin
  • Mei 24, 2025
  • 24 views
Mengenal Sosok Legendaris Frank Sinatra

Miley Cyrus: Dari Bintang Disney Jadi Ikon Pop Dunia

  • By admin
  • Mei 22, 2025
  • 23 views
Miley Cyrus: Dari Bintang Disney Jadi Ikon Pop Dunia

Karina aespa dan Konsep Comeback Terbaru

  • By admin
  • April 30, 2025
  • 85 views
Karina aespa dan Konsep Comeback Terbaru

Jennie BLACKPINK Jadi Brand Ambassador: Perjalanan dan Pengaruhnya

  • By admin
  • April 30, 2025
  • 68 views
Jennie BLACKPINK Jadi Brand Ambassador: Perjalanan dan Pengaruhnya

Profil Sam Smith: Vokalis Brilian yang Mendobrak Batas dalam Dunia Musik

  • By admin
  • April 7, 2025
  • 129 views
Profil Sam Smith: Vokalis Brilian yang Mendobrak Batas dalam Dunia Musik